Udah sedikit mengerti tentang akuntansi kan? setelah sebelumnya kita belajar tentang apa itu akuntansi dan apa itu persamaan dasar akuntansi, selanjutnya kita akan mempelajari pokok bahasan yang lebih menarik lagi yaitu mengenai siklus akuntansi keuangan di perusahaan.
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan
keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari
terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu
periode.
Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
- Transaksi Usaha
- Pembuatan Bukti Asli
- Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)
- Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan 1
- Neraca Lajur Penyesuaian
- Laporan Keuangan
- Jurnal Penutup
- Neraca Saldo setelah penutupan.
TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi
posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar
untuk dicatat.3 Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu
perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang
dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau
keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang
dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran
kepada kreditor.
PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi
biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah
atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula
disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara
tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi
yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak
merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan
mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya
transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk
lain.
- Kwitansi; Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.
- Faktur Penjualan atau Pembelian; Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.
- Bukti-bukti lain; Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang.
PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian
(Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.5
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal
memberikan informasi berikut:
- .. Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi
- .. Nama perkiraan.
- .. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
- .. Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya,
misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh
transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva,
kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami
penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit
perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi
yang terjadi pacta sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur, yaitu
menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha adalah sebagai berikut:
- Langkah 1. Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan cek milik Yudi Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening langkah pribadinya di bank.
- Langkah 2. Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan Modal Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi Makmur adalah perkiraan modal pemilik.
- Langkah 3. Kedua perkiraan tersebut mengalami penambahan sebesar Rp.50.000.000.- Karena itu kas didebet: yaitu perkiraan aktiva mengalami penambahan dan modal Yudi yang Makmur dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik yang mengalami penambahan.
- Langkah 4. Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva. Modal Yudi Makmur dikredit untuk mencatat penambahan dalam perkiraan modal pemilik.
- Langkah 5. Ayat jurnalnya adalah:
Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap pengaruh
investasi dari suatu transaksi awal dari Yudi usaha. Makmur, Jika dipelajari
perkiraan kas menunjukkan suatu gambaran, yaitu debet sebesar Rp.50.000.000,-.
Setiap transaksi mempunyai suatu kredit, dan dalam contoh sederhana ini hal itu
diwakili oleh perkiraan modal.
PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
a. Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan
kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka
perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula
dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan
menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu
merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada
banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan
tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.
Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar
menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan
Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan
jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam
jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal
dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar. Transaksi investasi awal oleh Yudi
Makrnur akan dipindahkan kebuku besar seperti tampak pada gambar 2.
b. Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci
untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan
piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan
berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan
penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo
masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/
kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari
terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan
masing-
masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut
buku besar langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan
masing-masing kreditor yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar
kreditor (buku besar hutang).
Gambar 3. |
Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar
dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu
disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar
piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang.
Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling
(perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila
digambarkan tampak seperti yang terdapat pada gambar 3.
Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan
hutang dan tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut :
NERACA LAJUR.
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku
besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan
memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari
saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama
dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk
mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Gambar 4 adalah neraca saldo dari PT. Yudi Makmur per
tanggal 31 Desember 199X.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan
pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan
dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah
sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk
itu diperlukan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir
periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut
dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.
Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode
tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga
memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui
jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan.
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain
ialah:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store
supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan.8
Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian
dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.
Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal
penyesuaian tanggal 31 Desember 199X adalah:
a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000
c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000
d. Penyusutan meubel Rp. 275.000
e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000
f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat
dianggap sebagai pendapatan Rp. 150.000
Untuk mencatat pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat
diakui
Sebagai pendapatan.
LAPORAN KEUANGAN.
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah
mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan
perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus
ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau
periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7,
menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
dan neraca.
a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian
bersih yang diperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena
pendapatan dan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi
Keuangan, maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian
bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika
diperhatikan, laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal
pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik
b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam
Laporan Perubahan Posisi Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini
merupakan elemen keseimbangan yang paling akhir dalam neraca. Hal ini dapat
ditelusuri melalui nilai Rp. 31.575.000,- pada gambar 6 ke gambar 7.
JURNAL PENUTUP.
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa
pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke
dalam perkiraan modal.9
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta
pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup
dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa
perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan
dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi,
yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total
kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar
lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan
digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi
tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan
suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
- Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
- Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
- Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
- Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.
Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup
buku pacta akhir Desember, maka jurnal penutupnya adalah:
NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah
penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai
ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan
penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca
lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan
nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada
pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca
saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana
laporan tersebut dibuat.
Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar
permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak
termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau
pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup (gambar
8).
KESIMPULAN
Siklus Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan
keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya
transaksi transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat
dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.
Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku
Harian (jurnal) . Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan
Buku Harian ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing
transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula
Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar. Buku
Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku Persediaan, dan lain –
lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir
setengah tahun dari buku daftar kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua
perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini sekaligus dipakai untuk menyusun
Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca setelah diadakan pembetulan-pembetulan
seperlunya dan pemindahan pos-poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian
(adjustment).Setelah Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa
Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
0 komentar:
Posting Komentar